Home free page profile follow

disclaimer
Hello, i'm Hana. I do love arts and editing coz they're my daily meal. Also a fan-movie and novel and cheese maniac.

Chat!




Arigatou
Template was made by Miichiko. Thanks to Pixel-diary for the cute pixels and icons.


Si Pemilik Kacamata B))
Selasa, 29 Oktober 2013 | 0 comments

"Woww!! Aku ke Jogja. Akhirnya..." sorakku tanpa merasa malu. Dipelototi banyak penumpang dari berbagai belahan tempat, tak masalah untukku. Aku sudah teramat senang untuk sekedar menanggapi itu. Ah, rasa bergejolak dalam hatiku, karena setelah lama di Belanda menyelesaikan kuliah kedokteran dan akhirnya bisa pulang ke Jogja buat ketemu keluarga. Terutama bunda dan ayah, merupakan sesuatu yang membahagiakan, juga membanggakan. Ya dong, secara aku kan satu-satunya anak perempuan mereka dari dua yang lainnya laki-laki. Abang-abangku.

"Hahaha segitunya ya?!" Dasar!

Kuhenyak pantat ke bangku kereta. Lalu dengan enggan menjawab sahutan tadi, tanpa sedikit pun menoleh ke sumber suara. "Emang. Kenapa? Masalah kali ya, sama kamu!" ketusku. Aku tau, buat seorang anak berpendidikan sepertiku, perkataan ini sangatlah tidak ada sopan-sopannya.

"Yup! Sepertinya begitu. Masalah bang---"

"SHUT UP!" pekikku dan beralih menatapnya dengan jengkel. Penumpang disebelahku ini benar-benar berisik, sok kenal, dan ikut campur. "Suka-sukalah mau ngomong apa! Kamu yang biang masalah di kereta ini, walau yang berteriak aku atau orang gila sekali pun. Sana! Jauh-jauh. Grr..." aku menyeringai, kemudian kembali menghada jendela.

"Hebat. Kok kamu bisa tau?! Ah ya, kamu darimana? ke Jogja untuk apa?!" tanya pria berkacamata itu. Tuhkan! teramat berisik, banyak tanya.

"Heh, kamu! orang marah dibilang hebat. Ngomong-ngomong aku emang hebat kok, lulusan dari universitas di Amsterdam gitu..." cibirku, berlagak sombong. Biar dia tak usah ajak aku bicara lagi.

"Yeah. Sama dong kalau gitu." pria ini angkat bahu. Acuh terhadap cibiranku. Hah? kata dia kita sama?! jangan-jangan kita sebenarnya saling kenal dan dia pura-pura mengetes aku dengan pertanyaan-pertanyaan hambar itu.

"Apa maksud kamu ngomong begini menyebalkan?" aku bertanya dengan nada ditinggikan. Atau ia hanya membual soal ini.

"Kalau sama. Ya sama! Aku juga dari Amsterdam, kesini juga mau ketemu keluarga orang yang aku suka! Jangan-jangan kamu juga mau ketemu keluarga pacarnya. ya nggak?!"

Aku bergidik. "Lho, gak kok. Aku cuma pulang ke rumah orangtuaku sendiri. Sok tau!" Huh. Lama-lama hari menyenangkanku bisa ia ubah berantakan kalau kereta ini tak segera berhenti atau pertengkaran kami yang dihentikan. Harus cari cara!

"Kenalin aku---"

Aku memotong dengan cepat. "Gak usah! kita gak usah aja kenalan. Cukup segini percakapan kita. udahan ya! lagian kamu nggak usah cari perhatian, toh kita sama-sama ada yang punya."

Pria ini terkekeh keras. "Siapa bilang kita nggak perlu kenalan lebih dekat? hahaha, oke, aku..." dia segera melepas kacamatanya. Aku bersiap menunggu berbagai kemungkinan.

"Senar!!!" Aku terpekik kaget. Cowok yang sudah kukenal satu setengah tahun lalu dan berencana nyusul kerumahku. Orang yang sangat kukagumi. Si pria memakai kacamata itu.... Senar?? oh, tidak! Jadi dari tadi aku berlagak sok hanya di depan orang yang kenal dengan tingkah laku dan kebiasaanku? Ini sungguh diluar dugaanku. "Eh, Nar. Kukira kamu..." suaraku entah kenapa balik melunak.

"Kenapa, ha? kaget ya Dira?! Ya sih, aku sepulang dari kampus kemarin bilang kalau entar-entar aja perginya. Tapi sekarang aku jadi berubah pikiran. Suprise kannn....??" Senar tersenyum penuh makna. Ah!

"Gak kok. Biasa aja!" cetusku pura-pura tak tertarik dan mengalihkan tatapan dari sosok Senar. Jantungku sekarang benar-benar berdegup kencang. Aneh. Padahal aku kan bukan sedang lari estafet.

"Ehm. Iya deh. Biasa ajaa." Goda Senar, merangkul pundakku. Bersamaan dengan tibanya pemberhentian kereta di jogja~


FUTURE
PAST